BAB II
Pendahuluan
II. 1 Pengertian dari mikrofilamen .
Mikrofilamen atau filamen
aktin adalah bagian dari kerangka sel (sitoskeleton) yang berupa
batang padat berdiameter sekitar 7 nm dan tersusun atas protein aktin, yaitu suatu
protein globular. Mikrofilamen ada pada sel eukariot. Berlawanan
dengan peran penahan-tekanan (gaya tekan) mikrotubula, peran
struktural mikrofilamen dalam sitoskeleton ialah untuk menahan tegangan (gaya
tarik). Dengan bergabung dengan protein lain, mikrofilamen sering membentuk
jalinan tiga dimensi persis di dalam membran
plasma,
yang membantu mendukung bentuk sel. Jalinan ini membentuk korteks (lapisan
sitoplasma luar) sel tersebut mempunyai kekentalan semipadat seperti gel, yang
berlawanan dengan keadaan sitoplasma dalamnya yang lebih cair (sol). Dalam sel
hewan yang terspesialisasi untuk mengangkut materi melintasi membran plasma,
berkas mikrofilamen membentuk inti mikrovili, penonjolan
halus yang meningkatkan luas permukaan sel. Mikrofilamen dikenal baik karena
perannya dalam pergerakan sel khususnya sebagai bagian alat kontraksi sel otot. Ribuan filamen
aktin disusun sejajar satu sama lain di sepanjang sel otot yang diselingi
dengan filamen yang lebih tebal yang terbentuk dari protein yang disebut miosin. Kontraksi otot
terjadi akibat mikrofilamen dan miosin yang saling melncur melewati yang lain,
yang akan memperpendek selnya.[1]
Aktivitas mikrofilamen menyebabkan
pergerakan seperti aliran sitoplasma dan gerak ameboid (gerak sel
tunggal protista, cendawan, dan hewan yang menggunakan protoplasmanya yang
mengalir keluar dari sel unuk membentuk semacam kaki semu atau pseudopod, kemudian bagian
sel yang tertinggal maju ke arah pseudopod hingga menghasilkan gerak sel di
suatu permukaan). Mikrofilamen terlihat melalui mikroskop fluoresensi dengan
bantuan antibodi antiaktin (diperoleh dari
lawan aktin pada hewan) atau dengan analog fluoresen falotoksin (berasal dari
cendawan Amanita
phalloides),
yang secara khas berikatan dengan molekul aktin (atau lir-aktin)).[2]
II. 2 struktur tubuh dari mikrofilamen
‘ Mikrofilamen merupakan jaring-jaring
penyusun sitoskeleton.
Mikrofilamen bersifat fleksibel, aktin biasanya berbentuk jaring atau gel.
Aktin berfungsi membentuk permukaan sel. Beberapa jenis bakteri juga mampu
bergerak dengan aktin seperti Listriea monocytogenes yang menyebar dari
sel ke sel dengan menginduksi penyusunan aktin pada sitosol sel inang.
BAB III
KESIMPULAN
Struktur
sel tumbuhan dan hewan dan mekanisme transfor zat melalui membran- Pada materi ini kita akan mempelajari bagaimana struktur
sel tumbuhan? bagaimana struktur sel hewan ? apa perbedaan sel tumbuhan dan sel
hewan? dan bagaimana mekanisme transpor zat melalui membran sel?
STRUKTUR
SEL TUMBUHAN DAN HEWAN
dapat terlihat bahwa pada bagian
luar sel tumbuhan terdapat dinding sel, tetapi pada hewan tidak. Adanya dinding
sel inilah yang menyebabkan selsel tumbuhan memiliki sifat keras dan kaku.
Pada tumbuhan, dinding sel berfungsi antara lain untuk melindungi protoplas,
sebagai penguat tanaman dan mencegah terjadinya dehidrasi. Komponen utama
penyusun dinding sel adalah polisakarida. Dinding sel tumbuhan muda masih
terlihat tipis yang terdiri atas selaput zat pektin. Setelah sel tumbuhan
bertambah tua, maka dinding sel akan menebal dan zat pembentuknya adalah
selulosa. Dinding sel bagian dalam berhubungan langsung dengan membran
plasma. Membran ini bisa terlihat apabila sel berada di dalam larutan yang
lebih pekat daripada larutan dalam sel, sehingga membran plasma akan lepas.
DAFTAR PUSTAKA
SILAHKAN DOWNLOAD MAKALAHNYA DI SINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar