BAB II Pembahasan
A.
Pengertian Mitokondria
Mitokondria
adalah struktur-struktur kecil yang terbentuk dari protein dan lipida yang
membentuk suatu gel yang stabil dan keras. Mitokondria berasal dari kata mitos dan khondrion. Mitos artinya benang
dan khondrion artinya butir. Mitokondria tampak seperti
benang-benang halus atau butir-butir yang tersebar dalam sitoplasma.
Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 µm dan panjang 0,5 -1,0 µm.
Jumlah mitikondria dalam satu sel dapat mencapai 800 buah, pada sel-sel yang
aktif atau yang memerlukan energi lebih besar jumlah mitokondria dapat mencapa
lebih dari 1000 buah.
Mitokondria
adalah organel istimewa karena memiliki DNA sendiri. DNA mitokondria disebut
dengan mtDNA atau mitochondrial DNA. Struktur mtDNA berpilin ganda, sirkular
serta tidak memiliki membran. mtDNA mirip dengan DNA bakteri. Karena itulah
timbul banyak hipotesis, salah satunya menyatakan bahwa mitokondria dulunya
merupakan makhluk hidup independen seperti bakteri, yang kemudian bersimbosis
dengan organisme eukariotik, yang dikenal dengan nama teori Endosimbion.
Mitokondria
mampu mengambil energi dari zat-zat gizi yang terdapat di dalam makanan dan
mengubahnya menjadi suatu bentuk senyawa yang dapat digunakan sebagai bahan
bakar aktivitas sel.
Berbeda
dengan organel sel lain, mitokondria mampu melakukan replikasi secara mandiri.
Replikasi terjadi apabila mitokondria menjadi terlalu besar, sehingga perlu
dilakukan pemecahan atau fission. Sebelum bereplikasi, DNA mitokondria
direplikasi terlebih dahulu. Dimulai dari pembelahan bagian dalam mitokondria,
kemudian dilanjutkan dengan pembelahan bagian luar. Pembelahan di bagian dalam
dimulai dengan pengkerutan bagian dalam, kemudian bagian luar membran, sehingga
posisi mitokondria seperti terjepit, kemudian akan terjadi pemisahan.
B.
Struktur
Mitokondria
Struktur mikotondria terdiri dari empat bagian utama,
yaitu membran luar, membran dalam, ruang antarmembran, dan matriks di dalam
membran.
Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan
perbandingan yang sama serta mengandung protein porin yang menyebabkan membran
ini bersifat permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000
Dalton. Selain itu, membran luar mitokondria mengandung enzim yang terlibat
dalam biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke
matriks.
|

Dibandingkan dengan membran luar, membran dalam bersifat
kurang permeabel. Susunan membran dalam terdiri atas 20% lipid dan 80% protein.
Membran ini merupakan tempat utama berlangsungnya pembentukan ATP. Membran
dalam membentuk banyak lipatan yang menonjol ke dalam yang disebut krista.
Struktur krista ini meningkatkan luas permukaan mebran dalam sehingga
meningkatkan produktivitas ATP. krista ditempeli dengan protein-protein
transportasi elektron. Masing-masing protein bertanggung jawab untuk mengubah
energi dalam makanan menjadi senyawa energi sel. Membran dalam mengandung sejumlah protein yang
berperan dalam proses fosforilasi oksidatif. Membran ini juga mengandung ATP
sintase yang berfungsi menghasilkan ATP di matriks mitokondria. Membran dalam
memiliki protein transpor yang mengatur keluar masuknya zat-zat metabolit dari
matriks yang melewati membran dalam.
Diantara membran luar dan membran dalam terdapat ruang
antarmembran yang merupakan tempat berlangsungnya beberapa reaksi yang penting
bagi sel, seperti siklus krebs, reaksi oksidasi, dan reaksi asam amino.
Adapun matriks
mitokondria adalah cairan kental yang berisi ratusan enzim yang bertanggung
jawab untuk mempersiapkan molekul-molekul nutrien,
tujuannya supaya pengambilan akhir
energi yang terdapat di krista berlangsung dengan lancar.
Di dalam matriks mikotondria terdapat
materi genetik, yang dikenal dengan mtDNA, ribosom, ATP, ADP, fosfat inorganik
serta ion-ion, seperti magnesium, kalsium dan kalium.
C.
Fungsi Mitokondria
Mitokondria berfungsi sebagai pabrik energi dalam sel
yang mampu menghasilkan energi, energi yang dihasilkan dalam bentuk ATP. Proses
pembentukan energi dalam mitokondria juga dikenal sebagai proses fosforilasi
oksidatif.
D.
Proses Respirasi
sel
Beberapa tahapan dalam proses respirasi sel yang
berlangsung di mitokondria, yaitu:
1.
Glikolisis
Glikolisis artinya menguraikan gula. Selama proses di
jalur ini, glukosa yang merupakan gula
berkarbon enam, diuraikan menjadi dua gula berkarbon tiga. Gula yang lebih
sederhana ini lalu dioksidasi. Setelah itu, sejumlah atom sisanya disusun
ulang, sehingga terbentuklah dua molekul piruvat.
Reaksi glikolisis sendiri terjadi di sitoplasma. Hasil
akhir glikolisis sebelum masuk ke sisklus krebs adalah asam piruvat. Ada
sejumlah ahli yang membagi proses glikolisis menjadi 2 yaitu glikolisis dan dekarboksilasi
oksidatif. Glikolisis merupakan proses yang mengubah senyawa 6C menjadi senyawa
2C. Sedangkan dekarboksilasi oksidatif adalah reaksi asam piruvat diubah
menjadi asetil KoA
2.
Siklus Krebs
Setelah glikosis melepas energi, sebagian besar energi
itu tetap tersimpan dalam dua molekul piruvat yang dihasilkan glikosis. Jika ada oksigen molekuler, piruvat tersebut
kembali memasuki mitokondria. Ketika ini terjadi maka enzim siklus krebs akan
menyempurnakan oksidasi bahan organik.
ATP yang dihasilkan dalam siklus ini langsung dapat
digunakan. Namun tidak demikian dengan hidrogen, senyawa berenergi ini kemudian
digabung dengan penerima hidrogen yaitu NAD (Nikotin Adenin Dinokleutida) dan
FAD (Flafin Adenin Dinokleutida). Hidrogen kemudian dibawa ke sistem transfer
elektron. Proses ini melepaskan energi dan hidrogen, lalu direaksikan dengan
oksigen sehingga terbentuklah air. Selama siklus krebs terjadi, proses ini
memerlukan oksigen bebas. Siklus krebs sendiri berlangsung di dalam
mitokondria.
3.
Sistem Transfer Elektron
Siklus terakhir dari respirasi sel yang melibatkan
mitokondria dalah transfer elektron. Transfer elektron sendiri ada dua macam,
baik dari peristiwa glikolisis dan siklus krebs. Pertama transfer elektron
dalam bentuk ikatan fosfat berenergi tinggi. Ikatan fosfat ini bisa berbentuk
ATP atau GTP (Guanin Tripospat). Kedua senyawa ini merupakan energi yang
langsung dapat digunakan.
Sedangkan bentuk kedua dari transfer elektron adalah NADH
dan FAD dalam bentuk FADH2. Kedua
senyawa ini merupakan sumber elektron yang dibawa ke sistem transfer elektron.
Meski proses ini sangat rumit, namun pada dasarnya elektron dari H+
dan NADH serta FADH2 dibawa dari satu substrat
ke substrat yang lain secara terus menerus dan berantai.
Setiap kali dipindahkan, energi yang terlepas dipakai
untuk mengikat fosfat anorganik ke molekul ADP. Ini akan menghasilkan ATP. di
bagian akhir proses, ada oksigen sebagai penerima. Hal ini akan menghasilkan
air atau H2O. Proses pemecaha atau katabolisme 1 glukosa melalu respirasi yang
memerlukan oksigen atau aerob menghasilkan 3 ATP.
Tiap reaksi glikolisis, siklus krebs maupun transfer elektron menghasilkan
senyawa- senyawa antara yang dipakai untuk proses reaksi pembentukan atau
anabolisme.
BAB III Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa mitokondria merupakan organel sel yang paling penting, karena di
mitokondria terjadi proses respirasi yang merupakan proses perombakan atau
katabolisme untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan dalam proses kehidupan,
yang dihasilkan dalam bentuk ATP.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Suaha. 2011. BIOLOGI bse. Jakarta: PT. Sarana Panca
Karya Nusa
Nurhayati,
Nunung. 2008. BIOLOGI BILINGUAL: Bandung:
YRAMA WIDYA
Rachmawati, Faidah. 2009. BIOLOGI bse. Jakarta: Ricardo, CV
Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran BIOLOGI bse:
Jakarta: CV Karya Mandiri Nusantara
www.bimbie.com/fungsi-mitokondria.htm
id.wikipedia.org/wiki/Mitokondria
SILAHKAN DOWNLOAD DI SINI MAKALHANYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar